Di tengah kesibukan bekerja, sekolah, dan juga kewajiban sebagai seorang suami kutuliskan secarik memori kecil ini untuk dapat dibaca, dikenang, dan dijadikan bahan renungan dan pelajaran untuk ke depan.
Manisnya hidup tidak akan terasa tanpa merasakan asam manisnya kehidupan. Bagaikan masakan tanpa garam tak akan terasa sedap. Masalah demi masalah tentu akan lebih mendewasakan kita dan menambah perbendaharaan hidup. Demikian juga kebahagiaan. Kebahagiaan bukan semata kesenangan, kebahagian juga merupakan salah satu ujian yang berat. Mampukah kita bersyukur atas semua pemberian Alloh ato kita akan hanya merasa nelangsa ketika mendapat ujian yang tidak menyenangkan. Begitu juga bahtera rumah tangga yang sudah saya dan istri jalani selama setahun ini. Ya, usia pernikahan kami tepat satu tahun pada tanggal 19 Maret 2018. Begitu banyak cerita suka dan duka yang kami alami seperti pada umumnya rumah tangga – rumah tangga yang lain. Tak mudah memang di usia pernikahan yang masih seumur jagung, banyak benturan-benturan paham, sikap, dan sebagainya. Wajar, kami adalah dua insan berbeda, dengan karakter dan kebiasaan berbeda yang dengan izin Alloh dipersatukan.
Tawa dan tangis senantiasa berganti. Kami manusia yang tempatnya salah ini juga senantiasa memperbaiki diri. Keburukan-keburukan kami menjadi pelajaran satu sama lain. Bahkan menjadi candaan pada akhirnya (hehe).
Terima kasih istriku yang telah menemaniku dan menerima segala kelebihan dan kekuranganku. Kau memang bukan wanita yang sempurna. Sama halnya seperti diriku yang banyak kekurangan ini. Terima kasih kau telah menjadi perantara amanah yang Alloh berikan kepada kita. Semoga kita dapat menjaga amanah ini dengan baik, sekarang dan seterusnya. Selayaknya syukur selalu kita panjatkan kepada Alloh atas kado terindah ini.
Terima kasih sayang. Happy Annivesary. Love You.
Padang, 19 Maret 2018
mascah